Lebih tiga bulan sudah usia pernikahan kami, dan aku bahagia, sungguh bahagia.
Rasanya sempurna sudah hidupku kini, dicintai oleh lelaki yang aku pilih, dipilih oleh lelaki yang aku cintai, ah begitu indahnya hidupku kini. Ditambah lagi, sebuah anugerah Tuhan yang luar biasa tengah bertumbuh di dalam rahimku, tepat tiga bulan usianya, seorang janin mungil buah cinta kami tengah menantikan saat-saat kelahirannya menjadi seorang khalifah di muka bumi.

Bergetar dada ini kala pertama kali menatapmu lewat layar komputer di ruang dokter tempo hari. Ah, engkau sosok mungil titipan Ilahi, masih terlalu mungil dengan panjangmu yang baru mencapai 2,39cm, namun meski kau masih terlalu mungil, berjuta harap dan doa terbaik telah kami gantungkan pada Rabb atasmu, Nak.

janinku di usia 9 minggu 1 hari 🙂

Anakku, jadilah pribadi jujur dan amanah selalu.
Kelak, berkatalah seadanya saja, sesuai fakta, jangan kau lebihkan, jangan pula kau kurangkan.
Jadilah kebanggaan kami selalu, anakku yang kuat dan tidak bermental rapuh.
Sejukkan pandangan Ayah-Bundamu, jadilah teladan di tengah teman-temanmu.
Kami mendukung apapun cita-citamu kelak.

Ya Rabb, lindungi selalu aku dan janinku. Meski perjuangan ini sulit dan panjang, akan ku tempuh juga dengan semangat berkobar.
Tak peduli seberapa banyak isi perutku harus terbuang sia-sia, tak peduli seberapa ringkihnya tubuh ini menopang berat yang kian menyusut, tak peduli seberapa pedihnya nail infus merobek venaku, akan tetap ku lalui ujian ini dengan sepenuh sabar, dan akan tetap ku usahakan yang terbaik bagimu wahai si kecilku yang lucu.
Jika kelak waktunya kau melihat dunia, akan ku persembahkan telinga mungilmu pada dengung adzan dari bibir suamiku terkasih sebagai bukti cinta dan pengabdianku sepanjang masa. Amin Ya Rabb.