“SEMUA BISA DIJELASKAN DENGAN LOGIKA”

Suamiku penyuka sulap, suka sekali.
Beberapa trik sulap ia kuasai dengan baik, terus terang ini jadi nilai “plus” dia waktu ku kenal pertama kali.

Aku memang tipe penyuka pria unik yang punya hobi unik, dan entah kenapa rasanya aku agak kurang tertarik dengan pria yang (maaf) i called him “pasaran”, seperti yang suka olahraga, otomotif, menyanyi, main musik, dsb.

Aku suka pria yang “berbeda”, di saat pria lain berlomba belajar alat musik, beliau justru memilih trik sulap untuk digeluti.
Di saat pria lain asik berpeluh dengan seragam kumal bercampur lumpur di tengah lapangan, atau pria dengan cemong di muka karena memodifikasi knalpot mobil atau motornya agar terdengar lebih “sangar”, priaku justru memilih Seminar dan setumpuk buku-buku tebal untuk dikencani, bahkan hingga larut malam sekalipun….So sexy nih tipe-tipe gini, pasti pinternya pake banget deh 😛

Bagiku, pria dengan tipikal “berbeda”, tentu akan punya jalan pikiran berbeda pula 🙂

Apa hubungannya dengan judul postinganku ini???
yeps, that’s the point…

Dulu, dulu sekali, aku punya (mantan) orang dekat yang (tampak luarnya) soleh sih, anak pengajian, walau sejujurnya aku agak bingung pengajian apa yang dia ikuti sampai harus selalu menyebut & memuji2 nama sederetan manusia (selain Rasulullah) di dalam setiap Al-Fatihah & doa-doanya, sementara nama orang tua sendiri tak dimasukkan sama sekali ke dalam doa itu.

Anehnya, pria soleh ini percaya sekali akan hal ghaib, segala bentuk ramalan nasib, jodoh, rejeki, mitos seputar mimpi, mitos telunjuk & jempol kaki, mitos alis tebal yg menyatu, dsb.

Ketika aku bertemu suami, sedikit banyak tentunya aku cerita donk “eh percaya ga kalo gini gini gini”…atau “bener ga sih kalo tidur berasa ditindih, mau baca doa ga bisa, mau bangun & teriak ga bisa, pas bangun badan sakit2 semua, itu artinya kita abis ketindihan hantu ya?”
(tak harus mengalami langsung, aku dan suami bisa berdiskusi tentang apapun yang kami lihat, kami dengar, atau kami rasa menarik untuk jadi topik diskusi, saling menyelami satu sama lain lewat obrolan panjang, bahkan bisa bersambung hingga berminggu-minggu lamanya, ini pendekatan yang menarik dari seorang laki-laki yang menurutku uniqely) 😉

Dan untuk setiap pertanyaan konyolku, suami selalu mentertawakanku, lalu dia (hingga saat ini) selalu mengingatkanku dengan kalimat “seperti trik sulap, apa yang dirasa ajaib, mustahil, tidak mungkin, magic, ghaib, di mata manusia awam, namun sesungguhnya SEMUA BISA DIJELASKAN DENGAN LOGIKA”

Dan untuk pertanyaan di atas tadi, “bener ga sih kalo tidur berasa ditindih, mau baca doa ga bisa, mau bangun & teriak ga bisa, pas bangun badan sakit2 semua, itu artinya kita abis ketindihan hantu ya?”

Berikut sedikit sharing dari Grup yang ku ikuti, semoga bermanfaat :

dulu, tiap menghuni tempat baru aku musti aja pas tidur “ketindihan” yg gak bisa gerak, bebacaan ayat suci, baru ilang tuh ketindihan, ktnya sih digodain jin, aslinya engga lho … ini ada bahasan ilmiahnya:
Misteri ‘Tindihan’ atau Lumpuh Tidur
REP | 09 November 2012 | 12:53 Dibaca: 4070 Komentar: 33 Nihil
Apa yang kita tahu tentang “tindihan” atau lumpuh tidur atau dalam bahasa inggrisnya sleep paralysis? Ya, ‘tindihan’ adalah sebuah kejadian manakala saat kita tidur tiba-tiba merasa seperti tercekik, sulit bernafas, dan terasa berat dan sesak seakan ada sebongkah batu besar yang menindih? Kemudian seluruh tubuh kita terasa kaku dan melumpuh? Kira-kira seperti itulah yang disebut ‘tindihan’ atau lumpuh tidur atau juga sleep paralysis.

‘Tindihan’ adalah suatu kondisi dimana tubuh tertidur sedangkan otak masih terjaga atau setengah tidur sehingga terjadi ketidaksinambungan atara kerja tubuh dan otak. Mungkin jika saya ibaratkan dalam istilahkan kelistrikan keadaan seperti ini dapat disebut korsleting. Dalam kondisi ini otak mengirim sinyal-sinyal sebagaimana pada saat kita tengah terjaga, sedangkan tubuh tidak dapat merespon sinya-sinyal itu dengan baik karena mengira dia sedang tertidur. Itulah sebabnya mengapa tubuh tetap tak bergerak dan mengalami kelumpuhan sementara.

‘Tindihan’ ini juga biasa diserati halusinasi seperti, mendengar suara-suara bising dan perasaan seolah melihat penampakan bayangan hitam yang besar dan menyeramkan. Itulah sebabnya mengapa ‘tindihan’ sering dihubungkan dengan hal-hal yang berbau gaib dan mistis.

Ada sebagian beranggapan bila ‘tindihan’ ini adalah gangguan pada peredaran darah sehingga tubuh kita menjadi kaku dan lumpuh. Tapi ternyata bukan itu penyebabnya. Menurut sebuah artikel yang saya baca sleep paralysis atau tindihan ini adalah sejenis halusinasi karena adanya gangguan malfungsi tidur pada tahap Rapid Eye Movement (REM). Tidur sendiri terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu; fase belum lelap atau setengan sadar, fase lebih dalam atau lelap dan fase REM dimana mimpi terjadi. Nah dalam kasus ‘tindihan’ ini kita tidak melewati fase lelap melainkan lagsung masuk Rem dan mengalami mimpi. Itulah asal muasalnya mengapa kita tetap merasa tersadar dan merasakan pendengaran-pendengaran dan penampakan-penampakan yang menyeramkan. Padahal yang sesungguhnya terjadi adalah kita tertidur, memejamkan mata, dan semua kejadian meyeramkan yang kita alami itu hanyalah sebuah mimpi.

Bagaimana menyikapinya? Kita tidak perlu takut jika sampai mengalami sleep paralysis atau ‘tindihan’ ini. yang perlu kita lakukan adalah menekankan pada benak kita bahwa semua yang terjadi tidaklah nyata dan hanyalah sebuah halusinasi. Cobalah untuk tetap tenang, tarik nafas perlahan dan usahakan untuk tidak panik dan melawan, karena hal-hal seperti itu hanya akan menimbulkan kelelahan yang amat sangat pada saat kita terbangun nanti. Cukup gerak-gerakkan saja kepala dan ujung-ujung tangan serta kaki dengan perlahan sambil tetap menarik nafas panjang dan dalam. Lagi pula ‘tindihan’ ini tidak berlangsung lama, hanya sekita beberapa detik hingga satu menit saja sampai tubuk kita benar-benar siap untuk terjaga.

Yang memicu ‘tindihan’ ini sederhana saja. Si lumpuh tidur ini hanya menyerang tubuh yang kelelahan dan kurang tidur saja. Jadi, pencegahannya pun sederhana pula. Cukup dengan menjalankan pola hidup sehat, tidur teratur tepat pada waktunya dan usahakan jangan kurang dari 6 jam. Jangan banyak begadang dan dugem jika kita tidak ingin diserang oleh hantu ‘tindihan’.

Namun ada satu yang harus diwaspadai, yaitu ‘tindihan’ terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang berdekatan. Pada umumnya ‘tindihan’ hanya terjadi 1 atau 2 tahun sekali saja dalam setahun. Jadi apabila akhir-akhir ini anda sering mengalami ‘tindihan’ sangat dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Boleh jadi itu adalah gejala awal dari depresi….saya sarikan dari berbagai sumber…

 

Yeah, sekali lagi aku jatuh cinta pada suamiku.
Jatuh cinta dengan kalimatnya “SEMUA BISA DIJELASKAN DENGAN LOGIKA”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *